Kamis, 09 Mei 2013

Tifatul: Wanita-wanita Fathanah tak ada kaitan dengan PKS

MERDEKA.COM. Lewat hastag ##HormatiProsesHukum, Menkominfo Tifatul Sembiring yang juga calon legislatif dari Partai Keadilan Sejahtera, mengklarifikasi kasus seputar Ahmad Fathonah, penyitaan mobil di DPP PKS oleh Petugas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dan percobaan penyuapan ke PT Laguna seputar impor daging sapi.

Dalam linimasa akun @tifsembiring, mantan Presiden PKS tersebut menjelaskan mengenai salah paham dalam proses penyitaan mobil di DPP PKS oleh petugas KPK. "Menurut sekuriti gedung petugas KPK tiba pkl 22.00 malam, tapi menurut keterangan Johan Budi KPK tiba pukul 20.00 senin malam 6/5/2013. Jadi ada perbedaan 2 jam," tuturnya dalam akun twitternya.

Menurut petugas keamanan gedung, tambah Tifatul, petugas KPK tidak membawa surat penyitaan dan tidak jelas berapa mobil dan mobil yang mana yang akan disita. Ketika ditanyakan, petugas KPK menjawab bahwa surat itu nanti saja, bisa menyusul.

Menurut Johan Budi, kicau Tifatul, petugas KPK membawa surat penyitaan. Tifatul mengungkapkan petugas KPK mengatakan bahwa Gedung PKS pun bisa saja disita yang memicu antara petugas keamanan dan petugas KPK bersitegang.

Petugas keamanan gedung PKS tak mau melepaskan mobil-mobil tersebut, lalu petugas KPK pun menyegel mobil-mobil itu.

"Info teman-teman di DPP PKS, mobil yang akan dibawa 6 unit, padahal mobil LHI hanya 1 dan 1 lagi kendaraan operasional DPP, sisanya, tiga unit mobil milik kader," tutur Tufatul.

Setelah itu, Tifatul mengaku mengontak DPP PKS dan menurut Menkominfo, KPK dipersilakan untuk menyita mobil-mobil di Gedung PKS yang diduga ada kaitannya dengan kasus LHI asalkan membuat berita acaranya.

Tifatul juga menegaskan peranan Ahmad Fathonah, bahwa dia memang jadi biang masalah yang mencoreng nama PKS. "AF bukan kader, dan bukan pula bukan pengurus PKS."

Menurut Tifatul, AF berteman dengan Luthfi Hasan Ishaq sejak dulu, dan pernah masuk penjara pada 2005 karena terbukti wanprestasi voucher dan palsukan tandatangan LHI.

Ahmad Fathonah, lanjut Tifatul, pernah dihukum di Thailand dan Australia dan setelah bebas AF kembali merapat kepada LHI. "AF memanfaatkan kedekatan dengan LHI, diduga menjual nama LHI untuk mendapatkan fee dan proyek-proyek untuk kepentingan pribadi."

Adapun, kaitan Ahmad Fathonah dengan beberapa wanita, Tifatul mengungkapkan hal itu adalah tanggung jawab pribadi AF, di luar pengetahuan pengurus PKS.

"Dan wanita-wanita lain, terkait AF yang tidak ada hubungannya dengan PKS. Kutipan media yang mengulang-ulang kata AF, LHI, dan wanita-wanita, terkesan satu kesatuan, padahal hal yang berbeda sama sekali."

Menurut Tifatul, AF bukan kader PKS, tapi hanya memanfaatkan LHI, diantaranya meminta uang kepada Laguna untuk kepentingan pribadi. "Yang tertangkap tangan adalah AF bukan LHI," kicaunya.

Jadi, tambahnya, uang Rp1 miliar itu tidak sampai ke LHI, disita KPK dari AF. Jadi, lanjut Tifatul, ini bukan kasus penyuapan, tapi percobaan penyuapan.

"KPK penyangkakan diberikan kepda LHI. KPK juga menyangka bahwa LHI menggunakan pengaruhnya di Kementan untuk dapatkan tambahan kuota impor daging sapi," tuturnya.

Menurut Tifatul, KPK menyangka LHI melalukan pencucian uang. "Pencucian uang yg mana? Wong uangnya belum diterima."

Tifatul mengeluhkan cacian terhadap PKS merajalela, gambar-gambar kartun di social media menyerang PKS. Sejumlah saksi-saksi dipanggil, isu seksi bagi media.

"Wajar kader-kader dan pengurus PKS bertanya tentang keadilan hukum. Ada kasus sebesar Rp 1,3 triliun 2 tahun yang lalu jadi tersangka, tapi yang bersangkutan tidak ditahan. Tapi LHI kasusnya Rp 1 miliar, uang belum diterima. Langsung ditahan, digelandang malam-malam dari kantor DPP PKS," katanya.

Tifatul menutup kultwitnya, "PKS masih menunggu apa tuduhan terhadap LHI. Siapa sebenarnya yang salah. Semoga keadilan tetap tegak di negeri ini," tuturnya.Sumber: Merdeka.com

0 komentar:

Posting Komentar